Senin, 31 Januari 2011

Banggakah anda Berbahasa Indonesia??


Ada fenomena menarik yang saya lihat dari beberapa tahun terakhir. Fenomena itu adalah, selain akbar semakin ganteng, Masyarakat kita semakin jarang menggunakan Bahasa Indonesia. Tidak perlu jauh-jauh, saya yakin “sahabat Akbar” pun lebih ingin pintar berbahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia (am I right my brother?). Yang lebih menarik lagi, kini banyak bocah-bocah yang lebih lihai menggunakan Bahasa Asing (baca: Daerah dan Inggris, dkk) daripada menggunakan Bahasa Indonesia. Contoh lagi nih..Pernahkah anda merasa bahwa kita selalu mencoba beradaptasi dengan para ekspatriat saat berbicara dengan mereka yaitu dengan menggunakan bahasa Inggris? Saya yakin jawabannya iya. Pernahkah teman-teman semua memaksa mengajak mereka untuk belajar menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan orang londo-londo itu? Saya yakin jawabannya tidak. 

Salah satu rekan kerja saya sempat mengeluhkan hal ini. “Saya sedih melihat fenomena ini. Sebagian besar masyarakat lebih suka menggunakan Bahasa Inggris (karena lebih keren) daripada menggunakan Bahasanya sendiri. Gimana kita mau menghargai bangsa ini kalo kita sendiri saja tidak menghargai bahasa pemersatu kita tersebut?”
Mungkin, ini adalah salah satu sumber masalahnya. Hasil penelitian yang saya dapatkan dari Mbah Google cukup mengagetkan. Bahasa Indonesia tergolong salah satu bahasa yang paling sulit untuk dipelajari. Untuk masalah ini, saya mengakuinya. Saya merasa setiap ujian Bahasa Indonesia, saya akan selalu mendapat nilai bagus. Namun ntah mengapa nilai Bahasa Inggris di raport saya lebih baik daripada nilai Bahasa Indonesia (dan Jawa hehehe…kalo ini mah parah…untung gak masuk UAN..). Saya beruntung tidak ada TOEFL ala Bahasa Indonesia karena apabila di skor, nilai TOEFL saya mungkin dibawah 300 (mudah-mudahan tidak..). Sulitnya mempelajari Bahasa Indonesia membuat kita malas dan mulai mempelajarinya secara otodidak. Akhirnya, timbullah banyak kata yang tidak benar seperti Standarisasi (harusnya standardisasi), apotik (harusnya apotek), dan Y4nG D1n4Nt1 (harusnya Yang Dinanti), dsb.

Solusinya adalah Badan (saya lupa namanya) yang mengurus Bahasa Indonesia di Indonesia harus menemukan teknik baru untuk mensosialisasikan Bahasa Indonesia. Misalnya, buat suatu kuis di televisi yang khusus mengkompetisikan Bahasa Indonesia. Peran sekolah dan keluarga juga dibutuhkan disini. Masing-masing dari mereka wajib, setidaknya sunah, untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan sehari-hari.
Mari bangga berbahasa Indonesia..!!

3 komentar: