Senin, 04 Juni 2018

REVIEW: NAURA & GENK JUARA (2017)

Yoo gaessss..

Gimana puasanya?? Udah bolong berapa salatnya? Saya sudah Iqra 3. Yey!

Nah, di sela-sela kesibukan beribadah di Bulan Ramadhan (iyaa..ini riya' banget), saya menyempatkan diri untuk menonton satu film yang konon dibintangi oleh idola kidz zaman now. Naura dan Genk Juara. Penasaran aja gak pake banget karena hampir mirip dengan film anak penomenal sejagat raya Indonesia. Petualangan Sherina. Sama-sama ngejual nama artis dalam judul filmnya.

"Maaf yaa Joshua oh Joshua.."



Sebenarnya, pasca Petualangan Sherina, ada beberapa film anak lain yang bermunculan di layar lebar dan tancap di seluruh Indonesia seperti Joshua oh Joshua atau Garuda di Dadaku. Sayangnya sampai dengan tulisan ini ditulis dalam bentuk tulisan, belum ada yang bisa mengalahkan hype-nya Petualangan Sherina. 

Naura dan Genk Juara adalah film yang dibintangi oleh, gosipnya, artis cilik zaman now yang punya basis penggemar yang cukup besar di Indonesia. Namanya Naura. Ini anak, konon, terkenal banget di dunia instagram. Generasi sekarang sih menyebutnya selebgram. Saya sih jujur gak begitu kenal doi mengingat akun instagram yang saya follow cuma tiga. Akun instagram dek istri, lambe turah, sama receh.id. 

Yah.. Instagram saya buat hanya untuk hiburan dan menambah wawasan. Sudah tau kan wawasan cem apa yang bertambah???



Hype-nya film Naura di dunia instagram ini tergolong mirip-mirip sama dulu zaman Petualangan Sherina. Rame bener. Berdasar kenyataan tersebut, jadi kepo-lah awak. Senyampang ada siki' waktu luang, kenapa gak nonton aja?? 

Nah, karena film ini sudah tidak tayang di layar lebar, jadilah saya nontonnya di layar tancep.

Film Naura dan Genk Juara dimulai dengan cerita tentang tiga orang siswa sekolah dasar (SD Angkasa kalo nggak salah) yang bernama Naura, Okky, dan Bimo. Tiga orang ini diceritakan pandai sekali di dunia sains. Naura membuat GPS pelacak binatang, Okky dengan roket airnya, dan Bimo dengan UAV-nya. 

Singkat cerita mereka bertiga inilah yang  terpilih untuk melaksanakan perjalanan dinas ke Sukabumi untuk mewakili sekolahnya dalam sebuah kompetisi sains regional yang diadakan oleh Kemah Kreatif. Yang jadi ketua kelompoknya siapa hayo?? Yup bener..siapa lagi kalo bukan Naura. 


Naura ini diceritakan tajir mampus. Punya rumah segede rumah yang gede. Mobilnya juga Alphard. Sepeda yang digunakan untuk pulang pergi pun juga sepeda mahal yang sepertinya gak bakalan ada kejadian lepas rantainya atau setir bengkok. 

"Malah gibah-in Naura.."

Nah, acara kompetisi sains sendiri diselenggarakan di Situ Gunung sekitar Gunung Gede Pangrango yang ceritanya masih alami dan ada harimaunya.  Semua siswa yang menjadi perwakilan sekolah akan tumplek blek di situ. Anehnya gak ada satu pun orang tua atau pendamping dari masing-masing sekolah yang ikut dalam acara ini. Bahkan sekedar njenguk sebentar pun ndak. Ceritanya semua dipercayakan ke pihak Kemah Kreatif sebagai pengelola kompetisi sainsnya. Ini mulai terdengar agak serem yah kalo di dunia nyata.



Selama di sana, tiga orang ini pun berkenalan dengan Kipli, seorang ranger cilik yang ditugaskan merawat hewan-hewan yang dirawat oleh pengelola Kemah Kreatif tersebut. Jadilah mereka bersahabat. Di waktu yang bersamaan, ada tiga pria jahat yang membentuk grup Trio Licik yang berusaha untuk mencuri satwa-satwa yang ada di hutan tersebut. Nah, Naura, Okky, Bimo, dan Kipli yang mengetahui hal ini berusaha menghentikan aksi Trio Licik. Lalu kemudian ceritanya akan berputar-putar di aksi Naura dan Genk Juaranya serta serombongan bocah cilik perwakilan sekolah lainnya melawan aksi Trio Licik. Apakah mereka berhasil?? Ya pastilah.. Namanya juga film anak-anak.

Sekarang kita review yah filmnya.

Film ini sebenarnya mirip banget dengan film Petualangan Sherina. Film musikal yang villain-nya merupakan sekumpulan penculik yang rada bego. Sayangnya alur cerita dari awal sampai pertengahan film berlangsung cukup cepat. Seolah-olah mengajak penonton untuk segera berangkat ke Situ Gunung dan segera melawan Trio Licik. Tidak ada konflik tambahan berarti kecuali tidak terimanya Bimo saat Naura ditunjuk sebagai ketua kelompok. Ketidakterimaan ini memuat Bimo selalu suudzon sama Naura. Sayangnya Bimo membangun konfliknya dengan Naura ala-ala sinetron Indonesia. Lebay. Itupun terlihat tidak konsisten ketika Bimo ujug-ujug, dengan sadar dan ceria serta bersemangat, ikutan nari bareng Naura. 

Positive thinking ajaa..Bimo mungkin ingin terus inframe. 


Siswa-siswa perwakilan dari sekolah lainnya juga ujug-ujug dengan sukarela menjadi Batavia Dancer-nya si Naura pas lagi nyanyi. Padahal mereka baru kenal lho.. Ini sih benernya fine-fine aja tapi agak janggal aja... 


Selebihnya ya cerita berkutat ke aksi Naura dan genknya melawan Trio Licik.

Pengenalan karakter di film ini sangat kurang. Bahkan untuk Naura sekalipun. Penonton hanya diinfokan sedikit latar belakang dari masing-masing karakternya. Mungkin karena ada kesan buru-buru itu kali yaa. Akibatnya cukup fatal sih. Atensi penonton terhadap karakternya pun juga kurang. Jadi semacam gak memorable-lah. Kecuali Naura sih. Ya gimana lagi mengingat film ini, sepertinya, sangat mengandalkan aura kebintangan doi. 

Sosok penjahatnya juga kurang greget dan serba tanggung. Jahatnya nanggung, lucunya juga nanggung. Peran Ranger yang menjadi penjaga Kemah Kreatif ini juga tidak signifikan dan lebih sebagai pelengkap saja. Ranger yang saya ingat pun hanya dua, ranger cantik namun polos dan nyundaan. Satu lagi ranger yang tampangnya kayak Yayan Ruhiyan. Ya ingetnya karena itu aja. Yang kayak Yayan Ruhiyan pun tidak dieksplor lebih dalam padahal sebenarnya bisa digunakan sebagai side actor yang dapat memperkuat cerita. Bisalah dibuat kayak karakter Pak Kardiman di film AADC atau karakter guru dan penjaga kebun yang ada di film Petualangan Sherina. Karakter rangernya juga rada aneh. Terlihat muda, pintar, dan berwawasan namun ternyata begitu mudahnya dibegoin sama pimpinan ranger yang jahat. 


Ranger Cantik Nyundaan dan Pimpinan Ranger (yang jahat)


kamu yang membuat aku bertahan neng


Trio Licik

Adegan pertempuran antara gerombolan anak kecil melawan Trio Licik bersenjata ini pun terkesan maksa. Pesan yang dibawakan sih bagus. Sains mampu digunakan untuk mengalahkan kejahatan. Filmnya home alone cinematic universe mampu men-deliver-ini dengan baik. Sayangnya tidak dengan film ini. Trio licik langsung kalah begitu saja dengan balon warna dan roket dari botol air. Bahkan melihat anak-anak di tengah jalan aja, mereka udah mundur duluan. Sebagai penjahat yang diceritakan kejam di awal, mereka bisa dibilang gagal. 

Positifnya, lagu-lagu yang dibawakan dalam film ini easy listening banget. Enaklah didengarkan dan mungkin beberapa dari penonton tanpa sadar menyenandungkan lagunya ketika filmnya udah kelar. Pas nyetir atau nongkrong di wc. Pengambilan gambarnya juga oke. Animasi juga tidak berlebihan. 

Jadi gimana bar?

Yah, saya sendiri gak terlalu nyaman untuk nonton film ini kecuali untuk dua hal. Aspek musikalitasnya dan mbak ranger cantik asli sunda. Baru ngeh juga kalo ternyata mbak ranger sunda ini jadi pesinden di Opera Van Java. 



Karena film anak-anak di Indonesia masih tergolong sedikit, mau nggak mau saya akhirnya membandingkan dengan legenda film anak di Indonesia. Petualangan Sherina. Dan yah..film ini masih cukup jauh apabila dibandingkan dengan Petualangan Sherina. Meski film zaman dulu banget, tapi karakter dari masing-masing peran di Petualangan Sherina cukup kuat. Bahkan saya masih ingat sosok anak yang tinggi dan berkaca mata yang dikerjain Saddam untuk naik di lemari pas Sherina akan dikenalkan bu guru ke teman-teman sekelasnya yang baru. 



adek kacamata

Sedangkan untuk film Nauran dan Genk Juara, saya bahkan tidak hafal yang mana Okky dan Bimo. Padahal mereka karakter utama lho.




Yah kembali lagi, film ini dibuat untuk para penggemar Naura dan orang tua penggemar Naura tersebut. Sayangnya film ini mungkin hanya dapat dinikmati oleh penggemar Naura saja dan mungkin oleh sebagian kecil orang tua penggemar Naura. 

Mungkin lho yaa.. 


Bagi yang gak terlalu ngeh Naura seperti saya, ya mungkin cuma dua hal yang bisa dinikmati. Lagunya yang easy listening dan mbak ranger cantik asli sunda. Udah itu aja.

Nilai untuk film ini: 6/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar